Setelah malam yang nakal, aku merasa iri, ingin dihukum. Dilucuti, aku menggoda dan memuaskan diriku sendiri, menginginkan pembalasan. Jari-jariku menari di atas vaginaku yang mulus dan telanjang, meningkatkan antisipasi.
Setelah malam yang nakal, aku merasa iri, ingin dihukum. Dilucuti, aku menggoda dan memuaskan diriku sendiri, menginginkan pembalasan. Jari-jariku menari di atas vaginaku yang mulus dan telanjang, meningkatkan antisipasi.
Sebagai bentuk hukuman, aku diinstruksikan untuk menelanjangi dan menampakkan memekku yang dicukur sempurna.Antisipasi apa yang akan datang sangat luar biasa, tetapi aku menurutinya tanpa pertanyaan.Dengan rasa nakal, aku mulai memuaskan diriku sendiri, jari-jariku menari-nari di atas kulit telanjangku.Sensasi gelombang sentuhan kenikmatanku sendiri yang menjalari tubuhku, sangat kontras dengan rasa takut dan antisipasi yang membayang di atas kepala.Setiap gerakan tanganku membawaku mendekati tepi, membangun kenikmatan ke tingkat yang hampir tak tertahankan.Aku tersadar pada saat itu, tubuhku menggeliat-geliat dalam kenikmatan saat aku membawa diriku ke jurang kenikmatan.Tapi belum terjawab hukumannya, aku tahu bahwa aku akan menghadapi ujian sesungguhnya.Pertanyaan apakah aku mampu menahan godaan untuk menyentuh diriku sendiri ataukah aku akan kalah lagi dalam godaan?.
Български | الع َر َب ِية. | Bahasa Melayu | Português | Bahasa Indonesia | Polski | Română | Svenska | Русский | Français | Deutsch | Italiano | עברית | Español | ภาษาไทย | 汉语 | Türkçe | Suomi | Nederlands | Slovenščina | Slovenčina | Српски | Norsk | ह िन ्द ी | 한국어 | 日本語 | English | Dansk | Ελληνικά | Čeština | Magyar